Buktinya, kini warga Komplek Katamso Square itu tidak lagi bebas keluar masuk dari Komplek Katamso Square untuk beraktifitas.
Selain itu, akibat jalan akses keluar masuk yang kini dibangun tembok itu, aktifitas keluar masuk para warga beragama Budha yang ingin beribadah di rumah ibadah yang ada di Komplek Katamso Square itu, juga terhalang dan tidak babas lagi.
Begitu juga dengan aktifitas keluar masuk para warga beragama Islam yang ingin beribadah, juga terhalang dan tidak babas lagi.
Tidakhanya itu saja, dengan kondisi akses jalan yang tertutup tembok itu, warga Komplek Katamso Square kini juga hidup dengan ketakutan apabila terjadi musibah, seperti kebakaran dan ketakutan apabila anggota keluaga menderita sakit dan mendadak butuh secepatnya ke rumah sakit.
Untuk itu, kepada pemerintah dan aparat hukum terkait, warga komplek itu meminta agar tembok milik Darwin Halim yang dibangun oleh orang suruhannya (Darwin Halim, red) itu, segera dibongkar agar kami dapat hidup tidak lagi bagaikan katak dalam tempurung dan tidak lagi bagaikan orang terpenjara serta tidak lagi hidup dalam ketakutak apabila musibah yang tidak diinginkan itu datang.
Terkait permasalahan tembok yang dibangun sekelompok orang suruhan yang disuruh Darwin Halim itu, warga Komplek Katamso Square memohon perlindungan hukum kepada pihak kepolisian selaku pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat. (TIM)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang