-
Tim Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera Road Show Ke Pekanbaru, Riau
SATYA BHATI ONLINE – PEKANBARU | Eratkan tali silaturahmi dan sosialisasikan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), Tim Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera road show ke Kotra Pekanbaru, Provinsi Riau.
Saat itu, Kamis (2/9) sekira pukul 07.00 WIB, dengan mengendarai mobil, dipimpin Ketua Satgas (Brigjen. Pol. (Purn.) Faisal Abdul Nasir, MH) dan Wakil Ketua Satgas (Maria Magdalena), Tim Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera beranjak dari kantornya Jalan Medan – Tanjung Morawa, KM. 12,8, Kelurahan. Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menuju Pekanbaru, Propinsi Riau.
Sementara itu, disela-sela kegiatannya di Kota Pekanbaru, Riau itu, Ketua Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera (Brigjen. Pol. (Purn.) Faisal Abdul Nasir, MH) yang diketahui Putra Melayu mendapat penghargaan/penghormatan dari pemilik Rumah Makan (RM) Pondok Patin, H. Muhammad Yunus.
Saat itu, Jumat (3/9) di sela-sela makan siang bersama Tim Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera, Muhammad Yunus yang diketahui salah seorang keturunan Raja Melayu itu, berkesempatan memberi penghargaan/penghormatan dengan mengenakan topi yang dikenal dengan Topi Tanjak kepada Ketua Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera (Brigjen. Pol. (Purn.) Faisal Abdul Nasir, MH) selaku putra Melayu.
Atas pemberian penghaargaan dan kehormatan yakni pengenaan Topi Tanjak itu, selaku putra Melayu, Ketua Satgas Covid-19 PT. Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk-Sumatera (Brigjen. Pol. (Purn.) Faisal Abdul Nasir, MH) mengahaturkan terima kasih kepada H Muhammad Yunus yang saat itu didampingi salah seorang putra Keturunan Melayu Aceh.
Seperti diketahui, Topi Tanjak merupakan salah satu aksesoris pakaian untuk lelaki di Melayu.
Topi Tanjak digunakan pada bagian kepala sebagai simbol masyarakat Melayu yang memiliki lambang kewibawaan dikalangan masyarakat Melayu yang dalam hal ini artinya, semakin tinggi dan kompleks bentuknya akan menunjukkan semakin tinggi pula status sosial sipemakainya.
“Topi Tanjak biasanya digunakan lelaki saat ingin pergi keluar, layaknya sebuah songkok,” ungkap H Muhammad Yunus.
Menurut H Muhammad Yunus, Topi Tanjak biasa dipakai masyarakat Melayu seluruh lapisan kelas social, baik lingkungan kerajaan sebagai kalangan bangsawan maupun lapisan masyarakat kelas bawah.
“Begitu seorang pria meninggalkan rumah, biasa ia mengenakan Topi Tanjak yang fungsinya sebagai penutup kepala dari gangguan udara maupun reranting kayu.
Awalnya hanya berbentuk ikat biasa, lama kelamaan cukup variatif dan gaya,” tutur H Muhammad Yunus. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang
Renungan :
Hidup tidak layak dfijalani, kecuali dijalani dan digunakan untuk memberi sesuatu kepada orang lain.”