-
Sejarah Hari Guru Nasional
satyabhaktionline.com | SERDANG BEDAGAI –
Sosok guru, kerap disebut sebagai pahlawan tanpa jasa.
Karena lewat tangan mereka (guru, red), tidak hanya sebatas ilmu yang diberikan untuk mencerdaskan bangsa.
Selain itu, dalam didikannya para guru juga menambahkan nilai-nilai moral serta akhlak kepada muridnya untuk menjadi bekal di masa depan.
Sebagai wujud penghargaan atas semua jasa-jasa para guru di seluruh masyarakat Indonesia, Jumat 25 November 2022 akan memperingatinya sebagai Hari Guru Nasional.
Ada pun tema yang diusung Hari Guru Nasional pada tahun ini adalah “Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar”
Terkait itu, di Desa Gelam Sei Serimah, Kecamatan Bandar khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, SD Negeri 102082 Kampung Gelam Seiserimah merayakan Peringatan Hari Guru yang jatuh pada tanggal 25 November 2022.
Saat itu, Jumat 25 November 2022, dengan mengenakan pakaian adat tradisional atau pakaian adat suku masing masing, para guru di SD Negeri 102082 Kampung Gelam Seiserimah berkesempatan merayakan Peringatan Hari Guru dengan menggelar upacara.
Dalam hal ini, selaku Pembina Upacara, Esterlina Armiwati Saragih, SPd, memberikan motivasi kepada SD Negeri 102082 Kampung Gelam Seiserimah.
Selain itu, di akhir arahannya itu, kapada seluruh siswa sekolah yang dipimpinnya itu, Esterlina Armiwati Saragih menegaskan agar para siswa SD Negeri 102082 Kampung Gelam Seiserimah agar menjauhi narkoba.
-
Sejarah Hari Guru Nasional
Untuk diketahui, sesuai dengan keputusan Presiden Soeharto Hari Guru Nasional telah dicetuskan sejak tahun 1994.
Dalam hal ini, berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati pula bersamaan dengan HUT PGRI atau ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia.
Lantas, bagaimana sejarah HUT PGRI yang tahun ini genap berusia ke-77 tahun dan diperingati bersamaan dengan Hari Guru Nasional?
Melansir dari laman resmi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), organisasi guru di Indonesia telah ada sejak tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Adapun organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah.
Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Dalam hal ini, selain mengajar, kala itu tak mudah bagi PGHB untuk memperjuangkan nasib para guru pribumi yang dalam hal ini dikarenakan memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda dengan guru Belanda. ***
Jurnalis Satya Bhakti Online : Sahat Siahaan
Editor/Publish : Antonius Sitanggang
Renungan : .
“Permata tidak bisa berkilau tanpa gesekan. Begitu juga manusia, tidak ada manusia yang luar biasa tanpa cobaan.”