TANJUNG MORAWA (satyabhaktionline.com) – Untuk kesekian kalinya, warga Dusun 3, Desa Tanjung Morawa (Tamora) B kembali dilanda banjir.
Dalam hal ini, kepada awak media ini, warga menuntut tindak lanjut dari hasil kunjungan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, yakni Wakil Bupati, HM Ali Yusuf Siregar Eddy Yusuf, dan Pemerintah Kecamatan Tamora dan Pemerintah Desa (Pemdes) Desa Tamora B, beberapa waktu yang lalu.
Dulu kan sudah pernah disurvei, tapi hingga kini masih juga belum ada kelanjutan. Ini sudah banjir lagi,” ungkap beberapa warga kepada awak media ini. Selasa (2/11).
Dalam hal ini, warga berharap pemerintah yakni, Pemdes Desa Tamora B, Pemerinta Kecamatan Tamora dan Pemkab Deli Serdang segera ada tindak lanjut agar banjir tidak terjadi berulang-ulang.
“Kalau bisa secepatnya pihak-pihak terkait mengambil langkah penanganan, warga sudah lama menunggu,” ungkap warga
Terkait banjir yang sudah berulangkali terjadi, khususnya di Dusun III, Desa Tanjung Morawa itu, warga mengungkapkan, hal tersebut sudah diketahui semua pihak yang ada di Kabupaten Deli Serdang.
Namun, warga menilai pihak pemerintah yang dalam hal ini Pemdes Tanjung Morawa-B hingga Pemkab Deli Serdang masih saja tutup mata dan terlinga atas permasalahan itu.
Padahal, kata salah seorang warga, andaikan pemerintah yang ada di Kabupaten Deli Serdang ini tidak tutup mata dan telinga serta segera bertindak cepat dan tegas untuk menormalisasi saluran air (drainase) tersebut, maka banjir tidak akan terjadi, walaupun hujan turun dengan sangat deras dan masyarakatpun tidak akan kebanjiran.
Atas kejadian itu, kepada pemerintah melalui instansi terkait, masyarakat meminta untuk tidak tutup mata dan terlinga atas permasalahan banjir itu dan segera bertindak cepat dan tegas agar permukiman warga tidak kebanjiran lagi apabila hujan turun.
Warga korban kebanjiran itu juga menuturkan bahwa mereka (warga, red) tidak menginginkan pemerintah membuka mata dan telinganya atas masalah banjir itu, apabila banjir tersebut sudah menelan korban jiwa.
Untuk diketahui, banjir yang terjadi Senin (1/11) itu, merupakan banjir yang sudah berulang kali dan tidak dapat dihitung lagi berapa kalinya.
Pantauan awak media ini, warga yang sudah berkali-kali dilanda banjir itu, tampak pasrah membiarkan air masuk menggenangi dan kembali memprorak-porandakan serta merusak isi rumahnya.
Selain tampak pasrah melihat air masuk ke dalam rumahnya itu, warga juga harus “berjaga-jaga” dan tidak tidur menunggu air surut dan membersihkan rumahnya.
Sedangkan, warga lainnya dapat tidur lelap
Bahkan, hingga Selasa (2/11/21) sekira pukul 09.30 WIB, ketinggian air hingga 2 meter tak kunjung surut dan terus menggenangi rumah yang ada di wilayah itu.
Selain merusak barang-barang dan perabot rumah, warga harus mengganjal matanya agar tidak tertidur.
Kepada Satya Bhakti Online, warga mengaku, sudah bosan dengan banjir yang senantiasa melanda rumahnya itu.
Dalam hal ini, warga mengaku sangat menyayangkan pihak pemerintah setempat yang seolah menutup mata dan telinga atas banjir rutin ini.
Menurut beberapa warga, kondisi banjir itu, diperparah dengan sistem drainase yang tidak berfungsi baik.
“Diperkirakan, banjir akan terus terjadi, apabila sistem drainase yang ada, tidak diperbaiki,” ungkap seorang warga.
Padahal, ungkap warga setempat, untuk membebaskan masyarakat Dusun 3, Desa Tamora-B, khususnya warga Jalan Karya Dharma Gang Romantis, dari banjir yang hingga kini masih menghantui itu, dipastikan pintu-pintu air yang ada di sepanjang saluran air harus dibongkar. (Tim-SB04/06)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang
Renungan :
“Gelak tawa adalah obat untuk hati.”