- Bersama Ibu, Kakak dan Kedua Adik serta Sanak Keluarganya, Paulo Sitanggang Hantarkan Ayah Tersayang Ketempat Peristirahat Terakhir Menunggu Di Jemput Tuhan Yesus Ke Surga
SATYA BHAKTI ONLINE | MEDAN – Karena sakit yang dideritanya, Maringan Sitanggang (ayah Paulo Oktavianus Sitanggang) meninggal dunia.
Dalam hal ini, Kamis 30 Januari 2025, Paulo Sitanggang yang saat itu berada di Jogjakarta Jawa Tengah, dikejutkan dengan berita duka cita yang menyatakan ayah tercinta (Maringan Sitanggang) yang menghantarkan dirinya (Paulo Oktavianus Sitanggang) mengawali karirnya di dunia sepak bola yang kini menjadi pemain sepakbola nasional itu, telah meninggal dunia karena sakit.
Mendengar berita dukacita itu, Paulo Oktavianus Sitanggang yang mengawali karir sepakbolanya dengan masuk ke sekolah sepakbola di SSB Kurnia Medan itupun berangkat ke Medan.
Sesampainya di salah satu rumah di komplek perumahan di Marindal Kota Medan Sumatera Utara, tempat jenazah ayahnya disemayamkan itu, Paulo Oktavianus Sitanggang melampiaskan kesedihannya yang mendalam dengan menangis dan memeluk jasad ayahnya yang sekaligus pimpinan SSB di Surya Putra Mariendal Medan, tempat Paulo Oktavianus Sitanggang mengawali karir sebagai atlit sepakbola nasional itu.
Selanjutnya, Sabtu 1 Februari 2025, bersama Eviana boru Silalahi Sidebang, ibu yang melahirkan Paulo Oktavianus Sitanggang pada 17 Oktober 1995 dan Olivia (kakak Paulo Sitanggang) serta kedua adik Paulo Sitanggang yakni David Sitanggang dan Unike Sitanggang, Paulo Sitanggang menghantarkan jasad Maringan Sitanggang, ayah tersayangnya itu ke Taman Eden, salah salah pemakaman di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupten Deli Serdang untuk beristirahat menunggu dijemput Tuhan Jesus ke surga.
Selain itu, dengan menggelar ibadah atau sakramen yakni upacara atau ritus dalam agama Kristen yang menjadi simbol dari rahmat Tuhan, acara pemakaman ayah tercinta Paulo Sitanggang itu juga dihadiri para sanak keluarga dan jemaat Agape Grace (AGF) Church.
“Selamat tinggal, Bapak ku, Bapak kami. Sampai Jumpa di Surga,” ungkap Paulo Oktavianus Sitanggang.
Untuk diketahui, almarhun Maringan Sitanggang, lahir pada 17 Agustus 1961 dan meninggal dunia Kamis 30 Januari 2025.
Dari pernikahannya dengan Eviana boru Silalahi Sidebang, Maringan Sitanggang dikarunia 4 anak yakni :
- Olivia br Sitanggang
- Paulo Oktavianus Sitanggang
- David Sitanggang
- Unike br Sitanggang
Sementara itu, didalam nats Alkitab pada Yohannes 14 ayat 1 hingga 3 dinyatakan,
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Sedangkan pada 1 Tesalonika 4 ayat 15 hingga 18 dinyatakan,
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan d menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Selanjutnya, pada 1 Korintus 15 ayat 51 hingga 54 dinyatakan,
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia : kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.Karena yang dapat binasa; ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang