- Mohon Pengawalan, Warga Melalui FPK Surati Kapolrestabes Medan
SATYA BHAKTI ONLINE | MEDAN –
Hingga kini, “belenggu” tembok yang dibangun sekelompok orang yang diduga atas suruhan Darwin Halim itu, masih berdiri kokoh dan belum juga dibongkar.
Padahal, Lurah Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan (Akbar AR Pohan S. STP) sudah meminta agar Darwin Halim membongkar sendiri bangunan tembok diatas akses jalan warga di Komplek Katamso Square, Jalan Brigjend Zein Hamid, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan itu.

Ironisnya, menanggapi permintaan Lurah Titi Kuning melalui surat tertanggal 27 Februari 2024 dengan nomor 660/21 itu, Darwin Halim dinilai justeru semakin menggila dengan kembali menutup jalan yang sebelumnya masih ada untuk warga pejalan kaki dan bersepeda motor.
Akibatnya, warga Komplek Katamso Square itu, kini tidak lagi hidup bagaikan “katak dalam tempurung”, melainkan kini hidup bagaikan terpenjara.
Akhirnya, tidak tahan hidup bagaikan “katak dalam tempurung” dan hidup bagaikan terpenjara, warga Komplek Katamso Square pun berencana akan membongkar tembok yang dibangun sekelompok orang di duga atas suruhan Darwin Halim itu.
Untuk itu, untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dalam pembongkaran yang dinilai sudah tidak manusiawi itu, warga mohon pengawalan aparat terkait, termasuk aparat kepolisian.
Adapun pembongkaran yang dinilai sudah tidak manusiawi itu, direncanakan akan dilakukan Jumat 29 Maret 2024.
Dalam hal ini, dengan memberikan kuasa kepada pihak yang tergabung dalam Forum Peduli Keadilan (FPK) Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara (Sumut), warga Komplek Katamso Square melayangkan surat kepada Kapolrestabes Medan.
Berdasarkan surat Forum Peduli Keadilan Kota Medan dengan nomor 069/LPW/FPK/M-SU/III/24 yang dilayangkan kepada Kapolrestabes Medan tertanggal 26 Maret 2024 itu, diketahui, dikarenakan adanya penutupan jalan yang dalam hal ini merupakan fasilitan umum unutk keluar masuk bagi warga khususnya warga Komplek Katamso Square menuju Jalan Brigjend Zein Hamid, kini hidup kesusahan dan kesuliatan untuk beraktifitas.