SBO | TANJUNG MORAWA (DELI SERDANG) – Ternyata, aksi dugaan korupsi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa (Tamora) itu, berlangsung sangat rapi dan terorganisir serta tertutup dari sorotan publik.
Buktinya, saat awak media ini menyambangi sekolah kejuruan tersebut, tak satupun informasi yang dapat digali dari pihak sekolah Yayasan Gema Bukit Barisan itu.
Bahkan para pengurus Yayasan Gema Bukit Barisan yang dinilai dapat memberikan informasi atas segala kegiatan di sekolah yang bawah nauangan Yayasan Bukit Barisan itu, bungkam.
Selanjutnya, Siswadi, ST yang dalam hal ini pejabat Kepala Sekolah (Kasek) SMK Gema Bukit Barisan selaku pejabat Pengguna Anggaran dan penanggungjawab atas pengelolaan Dana BOS itu, tidak dapat ditemui dan terkesan dihalangi untuk tidak dapat ditemui.
Selain itu, saat awak media ini mencoba menggali infomasi guna mengkonfirmasi dan mengklarifikasi soal pengelolaan Dana BOS yang diterima SMK yang benaung di bawah Yayayasan Pendidikan Gema Bukir Barisan itu, terungkap bahwa, untuk mengetahui informasi pengelolaan Dana BOS di SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa itu harus melalui Johan Alexander Ferdinandus yang dalam hal ini menjabat Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Gema Bukit Barisan.
Hebatnya lagi, saat dikonfirmasi awak media ini, dengan mengaku pegawai Tata Usaha (TU) SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa (Tamora), salah seorang pegawai di sekolah kejuruan itu, menyebutkan nama palsu.
Tidak hanya itu saja, sorang perempuan yang tidak diketahui nama dan statusnya di SMK Gema Bukit Barisan itu juga mencoba melakukan penekanan kepada awak media ini.
Kala itu, Senin 20 Maret 2023, saat awak media ini bertandang ke SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa guna mengkonfirmasi dan mengklarifikasikan soal pengelolaan dan penggunaan Dana BOS, dengan mengaku bernama Ika Handayani sebagai pegawai TU di SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa, seorang perempuan paruh baya menuturkan, Kasek SMK Gema Bukit Barisan Tanjung Morawa (Siswadi, ST) tidak ada di sekolah.
“Pak Kepala sekolah tidak ada, ucap Ika Handayani, pegawai TU yang sebenarnya diketahui bernama Nurwastuni.