Dinilai Tidak Puas Dengan Penghasilannya Sebagai Kades, David Sagala “Sedot” Dana BUMDes Pasar Melintang

oleh -809 views
oleh
banner 1000x200

Satyabhaktionline.com | DELI SERDANG – Dinilai tidak puas dengan penghasilannya sebagai Kepala Desa (Kades), David Sagala “sedot” Dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.

Informasinya, dinilai untuk menambah penghasilannya (David Sagala, red) sepanjang menjabat Kades Pasar Melintang, sekira jutaan rupiah per tahun dana BUMDes di Desa Pasar Melintang, tersedot.

Berdasarkan penelusuran, untuk menutupi aksi yang dinilai memperkaya dirinya itu, David Sagala memanfaatkan bangunan dan lahan miliknya untuk disewakan sebagai tempat usaha BUMDes.

Informasi terkini diketahui, bila sebelumnya BUMDes Pasar Melintang mengelola bidang usaha tempat penjemuran dan penyimpanan padi, kini  bidang usaha yang dikelola BUMDes Pasar Melintang berubah menjadi usaha menjual air minum isi ulang.

Dalam hal ini, dinilai untuk menambah penghasilannya sebagai Kades Pasar Melintang, David Sagala kembali memanfaatkan bangunan dan lahan miliknya untuk disewakan sebagai tempat usaha BUMDes yang dalam hal ini dengan menyisipkan kata “BUMDES KELUARGA pada plank nama usaha yang di beri nama  Depot Air Minum Mineral ”BUMDes Water”

Kali ini, untuk sewa bangunan sebagai tempat usaha BUMDes Pasar Melintang itu, diketahui senilai Rp.15 juta pertahun dana BUMDes Pasar Melintang masuk ke “kantong dompet” David Sagala yang kini kembali mencalonkan diri  sebagai calon kades petahana (incumbent) Desa Pasar Melintang pada Pilkades yang akan digelar April 2022 itu.

Selain itu, untuk mengelola usaha jual air minum isi ulang ulang, David Sagala menghunjuk istri dan anaknya sebagai pengelola usaha BUMDes Pasar Melintang.

Menanggapi itu, kepada awak media ini, Kades Pasar Melintang (David Sagala) membantah jumlah uang sewa bangunan miliknya itu.

Dalam hal ini, David Sagala mengungkapkan, sewa bangunan untuk tempat usaha jual air minum isi ulang itu, seharga Rp.16 juta selama 2 tahun.

Sedangkan keberadaan isteri dan anaknya sebagai pengelola usaha BUMDes Pasar Melintang, David Sagala mengaku dirinya terpaksa melakukan itu, karena tidak ada warganya mau menjadi pegelola usaha BUMDes, karena tidak ada gajinya.

Alasan lain, David Sagala mengaku agar peralatan air minum isi ulang itu terpakai dan tidak rusak.

Menurut David Sagala, awalnya usaha BUMDes Pasar Melintang dikelola warganya bermarga Siregar sebagai manager.

Namun, ungkap David Sagala, dibawah pengelolaan Siregar sebagai Manager BUMDes Pasar Melintang, usaha BUMDes Pasar Melintang banyak masalah.

Lagi-lagi, David Sagala mengalaskan masalah usaha BUMDes Pasar Melintang itu, karena gaji yang tidak ada diberikan kepada para pengelola usaha BUMDes.

Terkait penghasilan bagi para pengelola BUMDes, David Sagala mengungkapkan, hal tersebut diberikan dari sisa hasil usaha.

Sementara itu, diakhir paparannya itu, David Sagala mengungkapkan, apabila kembali terpilih menjadi Kades pada Pilkades yang akan digelat April 2022 mendatang, dirinya (David Sagala,red) akan memindahkan tempa usaha BUMDes Pasar Melintang itu ke lokasi Kantor Desa Pasar Melintang.

Untuk diketahui, BUMDes adalah lembaga usaha yang dibentuk di tingkat desa, yang didirikan berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat dan pemerintah desa berdasarkan peraturan desa untuk memberdayakan masyarakat.

Dalam banyak kasus diketahui, hal tersebut dikarenakan BUMDes tidak benar-benar dibentuk dan dijalankan.

Jika pun dibentuk, tidak sering melibatkan warga masyarakat, termasuk pengelolaannya.

Dinilai, salah satu hal tersebut dapat dilihat di Desa Pasar Melintang, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang yang dalam hal ini masyarakatnya (Desa Pasar Melintang, red) mengeluhkan soal pengelolaan BUMDes Pasar Melintang yang diduga jauh dari transparansi.

Seperti diketahui, dari jumlah nilai modal usaha BUMDes yang telah dialokasikan sebelumnya, pada APBDes Tahun Anggaran (TA) 2021 diketahui Pemerintah Desa (Pemdes) Pasar Melintang kembali mengalokasi penambahan modal usaha BUMDes senilai sekira Rp.40 juta. [RED]

Editor/Publish : Antonius Sitanggang

 

Renungan :

“Hidup bagaikan es krim. Nikmatilah sebelum mencair.”

banner 950x300 banner 950x300
Bagikan ke :