SATYA BHKATI ONLINE – MEDAN | Untuk menjadi sukses dan berjaya, semua pihak harus melakukan perubahan, terutama perubahan pola pikir (mindset).
Demikian ditegaskan Executive Liasion Officer PT. Indojaya Agrinusa (IJA) Japfa Comfeed Indonesia (JCI) Sumatera 2, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH saat memberikan materi pelatihan perubahan mindset yang digelar Senin (8/2/21) sekira pukul 10.00 WIB di ruang rapat Kantor PT. IJA/JCI, Jalan Medan – Tanjung Morawa, KM. 12,8, Kelurahan. Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kepada para peserta yang dalam hal ini perwakilan dari departement/devisi yang ada di PT IJA/JCI Sumatera 2, Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH yang juga menjabat Ketua Satuan Tugas (Satgas) Gugud Covid-19 PT. IJA/JCI Sumatera 2 itu mengungkapkan, untuk meningkatkan produksi dengan tujuan meningkatkan produksi perusahaan dan kesejahteraan para karyawan ditengah pandemic Covid-19 yang hingga kini belum terkendali, semua pihak di PT. IJA/JCI Sumatera 2 harus menjalankan keseimbangan dan menciptakan inovasi-inovasi serta mematuhi peraturan perusahaan, akan meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut purnawirawan polisi berpangkat bintang satu yang kini berkarya di PT. IJA/JCI Sumatera 2 itu, untuk perubahan mindset itu diperlukan segera ada kebijakan/regulasi bagi semua karyawan/karyawati untuk melakukan perubahan mindset dan perlu adanya regulasi untuk menghilangkan pemahaman-pemahaman yang tidak produktif (kuno).
“Selain itu, perlu adanya pelatihan untuk perubahan mindset dan sosialisasi secara terus menerus untuk meningkatkan semangat untuk melaksanakan perubahan mindset dalam bekerja dan inovasi-inovasi baru, ungkap purnawirawan polisi berpangkat bintang satu itu.
Terkait pelatihan perubahan mindset itu, purnawirawan polisi yang kini menjabat Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2 itu mengungkapkan, hal tersebut dimaksudkan guna memotivasi karyawan PT. IJA/JCI untuk optimis menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemik, dan mengatasinya dengan merubah pola pikir selama proses penyesuaian dan memberikan motivasi kepada karyawan/karyawati agar siap dalam menghadapi perubahan dan melakukan perubahan (membangun inovasi dan motivasi) dengan pola pikir yang terbaru dalam rangka peningkatan kualitas kerja di perusahaan.
Dalam hal ini, mengawali penyampaian materinya kepada para peserta pelatihan, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengungkapkan, sebelumnya perlu untuk dimengerti, bahwa :
1. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang terdapat di dalam diri seseorang untuk bisa memengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan.
2. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
3. Management adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok.
4. Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, dan merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga atau perusahaan.
5. Sukses adalah sebuah pencapaian akan suatu maksud atau tujuan.
6. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
7. Kearifan lokal adalah nilai, ide, penuh kearifan, pandangan lokal yang bijak, nilai baik yang tertanam dan dipatuhi dengan para anggota masyarakat.
8. Prajurit adalah golongan pangkat paling rendah dalam angkatan darat dan udara, mencakupi prajurit kepala, prajurit satu, dan prajurit dua : prajurit dua pangkat, tamtama peringkat terendah dalam angkatan darat dan udara, satu tingkat di bawah prajurit satu.
9. Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya dan merupakan tanggung jawabnya yang kesemuanya itu merupakan usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan.
10. Inovasi adalah setiap ide ataupun gagasan baru yang belum pernah ada ataupun diterbitkan sebelumnya.
11. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benarbenar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru.
12. Perubahan adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan dimasa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik.
13. Mindset adalah suatu kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengamalaman dengan keyakinan sehingga dapat mempengaruhui perilku atau cara berpikir seseorang dalam menentukan suatu sikap, pandangan hingga masa depan seseorang yang kesemuanya itu didasarkan kualitas dari seseorang yang dalam hal ini merupakan hal yang bisa di olah dengan beberapa usaha yang dilakukan.
Selanjutnya, dengan menampilkan gambar seperti dibawah ini, Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengungkapkan, untuk meningkatkan produksi dengan tujuan meningkatkan produksi perusahaan dan kesejahteraan para karyawan ditengah pandemic Covid-19 yang hingga kini belum terkendali, seluruh karyawan PT IJA/JCI Sumatera 2 tanpa terkecuali harus melakukan perubahan mindset untuk menciptakan inovasi-inovasi baru.
Terkait pelatihan perubahan mindset yang kini digelar itu, Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengungkapkan berawal saat General Manager (GM) PT. IJA/JCI, Anwar Tandiono memberikan pengarahan di awal 2021 tepatnya 4 Januari 2021 lalu.
Sedangkan materi pelatihan perubahan mindset itu, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengungkapkan semuanya itu disimpulkan dengan mengambil referensi buku berjudul :
1. “THE WILL TO LEAD” (Menciptakan Keunggulan Kompetitif dengan Jaringan Pemimpin) oleh MARVIN BOWER 2020.
2. “FUTURE SHOCK” oleh ALVIN TOFLER 1970 yakni Menciptakan kondisi psycologis masyarakat memandang dunia sebagai too much change in too short a period of time (segala sesuatu berubah dengan cepat dalam periode waktu).
3. “SUCCES THROUGH MINDSET” (Sukses Melalui Pola Pikir) oleh STEN MORGAN. 2017.
4. “MASA DEPAN DUNIA SETELAH COVID-19” oleh JASON SCHENKERN. 2020.
5. “EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT” oleh ARI GINANANJAR AGUSTIAN, 2006.
6. “BERANI BERUBAH UNTUK HIDUP LEBIH BAIK” oleh MULASY TARY & YAZID ATTAFSIR. 2020.
7. “PESAN RAHASIA SUNZI” Hati Sang Jenderal oleh BONNIE SOEHERMAN. 2009.
8. “KUNCI KESUKSESAN” Ubah Kegagalan Jadi Keberhasilan oleh ERIC KANADI & ANANG YB. 2020.
9. ”PEMAHAMAN ADMINISTRASI, ORGANISASI oleh ARIF YUSUF HAMALI, EKA BUDIHASTUTI, YULIA LISTIANTI, 2019.
10. “MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN ORGANISASI” oleh MANAJEMEN.RINAWATI. 2019.
11. “PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN & INOVASI” oleh DJAMALUDIN ANCOK. 2012.
Selain itu, purnawiawan polisi yang kini menjabat Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2 itu mengungkapkan, materi pelatihan perubahan mindset itu disimpulkan dengan melatarbelakangi kepada :
1. Futurolog Amerika Alvin Toffler yang mengungkapkan, bahwa manusia akan segera memasuki era banjir informasi, dengan teknologi super canggih sebagai penopangnya.
2. Revolusi Industri sebagai turunan perkembangan teknologi pun harus direspon dengan cepat yang kesemuanya itu dilakukan dengan membentuk kebijakan untuk mendukung hal ini.
3. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian RI telah mengantisipasi perubahan itu dengan menggulirkan program anyar bertajuk “Making Indonesia 4.0.
4. Gerakan Making Indonesia 4.0 menjadi peta jalan dan strategi Indonesia.
Untuk akselerasi kesiapan menuju Industri 4.0 yang dalam hal ini juga menjadi landasan guna menggenjot pertumbuhan ekonomi Nasional dimasa datang.
5. Pekembangan teknologi di era revousi industri 4.0 yang diyakini dapat meningkatkan kualitas dan diprediksi mampu membuat perubahan sosial dari segi bisnis.
6. Revolusi Industri 4.0 yang mengandalkan penggunaan mesin dan teknologi canggih dalam proses produksi suatu output.
7. Pandemi Covid-19 yang tidak hanya menguncang sektor bisnis dan berbagai bidang kehidupan lainnya yang dalam hal ini banyak sekali perubahan yang juga terjadi akibat wabah penyakit tersebut.
Adapun maksud dan tujuan pelatihan perubahan mindset itu, Executive Liasion Officer PT. IJA/JCI Sumatera 2 itu menegaskan, untuk memotivasi karyawan PT. IJA/JCI, Tbk, untuk optimis menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi selama pandemik, dan mengatasinya dengan merubah pola pikir selama proses penyesuaian.
“Selain itu, memberikan motivasi kepada karyawan/karyawati agar siap dalam menghadapi perubahan dan melakukan perubahan yakni membangun inovasi dan motivasi dengan pola pikir yang terbaru dalam rangka peningkatan kualitas kerja di perusahaan,” tegas Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Selanjutnya, dengan menjabarkan kedalam gambar dan menceritakan perjalanan disaat dirinya menjadi Abdi Negara (polisi, red) hingga purnawirawan polisi berpangkat bintang satu dan kini berkarya dengan jabatan Executive Liasion Officer dan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengaku, semua itu diperolehnya dengan tidak mudah dan harus selalu melakukan perubahan mindset dengan melihat waktu, situasi dan kondisi.
“Setiap orang berbeda-beda, namun masing-masing orang banyak hal dapat berubah dan berkembang hanya melalui perlakuan serta pengalaman. Dalam situasi yang begitu cepat perubahannya, jika tidak dihadapi dengan mindset yang positif dan melakukan creativity improvement pasti akan mati, ungkap Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Dalam hal ini, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH menuturkan, Creativity improvment bisa dilakukan dengan melakukan berbagai macam cara yakni,
1. Customer need yakni, menciptakan produk-produk baru yang diinginkan/dibutuhkan pelanggan.
2. Internal proses yakni, menciptakan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien
3. Menciptakan value-value baru yang lebih bermakna dalam segala segi.
“Kebenaran merupakan salah satu mindset untuk berbuat baik, jujur, disiplin, penuh tanggung jawab,” ,” tegas Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Sedangkan kesabaran ,” ungkap Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH, dimaknai sebagai perbuatan selalu konsisten, teguh pendirian, berjiwa pejuang yang tangguh dan tidak mudah menyerah.
“Dalam perubahan mindset untuk hidup lebih baik, banyak orang yang ingin menjadi lebih baik, tetapi enggan mengubah pola pikir, bagaikan orang yang membangun pondasi di atas pasir. Perubahan hanya bisa terjadi setelah seseorang mengubah cara berpikirnya.Karena itu, segeralah berubah, karena pengambilan keputusan yang terlambat sama halnya dengan keputusan yang salah,” ungkap Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Agar bisa merubah perilaku dan tindakan kearah yang lebih baik, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH menegaskan, mindset yang dibutuhkan adalah optimis untuk menjadi pemenang dan kesabaran berproses dengan alasan yang sangat kuat (done is better than perfect).
Sementara itu, terkait inovasi-inovasi dimasa pandemi covid-19 untuk kelancaran perusahaan, Executive Liasion Officer yang juga sebagai Ketua Satgas Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu mengungkapkan, inovasi sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan industri di tengah kondisi krisis seperti pandemi covid-19, yang mana telah melemahkan daya beli konsumen dan perekonomian di semua sektor.
“Inovasi adalah ruh yang membangkitkan ekonomi, sementara ekonomi adalah ruh yang mewujudkan kesejahteraan. Perusahaan yang mengedepankan inovasi akan mampu bertahan dimasa sulit sementara yang bergerak dengan cara bisnis konvensional akan tertinggal,” tegas Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Sebagaimana visi, misi dan strategi keseimbangan untuk meningkatkan produksi dalam situasi pandemi covid-19, Executive Liasion Officer, Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH mengungkapkan, PT IJA/JCI, Tbk berkomitmen untuk :
1. Terus menjaga kualitas produk pangan berprotein terjangkau di Indonesia dalam upaya memberikan manfaat bagi masyarakat.
2. Terus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar baik dalam dan luar negeri dengan tetap memperhatikan kualitasnya sehingga adanya kepuasan dari konsumen.
“Terkait strategi untuk meningkatkan produksi dalam situasi pandemi covid-19, PT Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk melakukan strategi jangka pendek, sedang dan panjang,” ungkap Brigjen Pol. (Purn) Drs Faisal Abdul Nasir, MH.
Untuk strategi jangka pendek, Executive Liasion Officer PT IJA/JCI itu menuturkan, PT IJA/JCI, Tbk melakukan :
1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
2. Memanfaatkan semua peluang yang ada.
3. Menyelesaikan semua target yang dibebankan.
4. Membangun hubungan kerja dengan pihak-pihak tertentu yakni, Pemda, TNI/Polri, Masyarakat, dan lain-lain.
Selanjutnya, untuk strategi jangka sedang, PT Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk :
1. Meningkatkan kualitas SDM.
2. Meningkatkan visi dan misi perusahaan.
3. Menuju tujuan atau goal masing-masing perusahaan.
4. Menghilangkan semua hambatan dan ancaman.
5. Memanfaatkan semua peluang yang ada.
Kemudian, untuk strategi jangka panjang, PT Indojaya Agrinusa/Japfa Comfeed Indonesia, Tbk :
1. Meningkatkan kualitas SDM.
2. Saling koordinasi dan sinergi serta menghilangkan ego sektoral.
3. Mematuhi sistem, perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan kontrol/kendali.
Sedangkan dalam peningkatan produksi di dalam situasi pandemi covid-19, Executive Liasion Officer itu menuturkan, PT IJA/JCI, Tbk :
1. Melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan/ti yang masih harus bekerja di proses produksi dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan yang lebih diperketat selama pandemi Covid-19.
2. Meningkatkan kualitas produk dengan berbagai inovasi-inovasi.
3. Meningkatkan kedisiplinan karyawan, seperti : tingkat kehadiran di tempat kerja, ketepatan waktu datang ke tempat kerja, kepatuhan pada peraturan di tempat kerja, ketaatan pada standar kerja, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas dan sikap dan perilaku karyawan/ti dalam menjalankan tugas.
4. Mempercepat pengiriman produksi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Selalu menciptakan inovasi-inovasi atau terobosan baru dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, aman tentram dan damai.
“Dengan adanya keseimbangan baru ini, diharapkan pekerjaan akan lebih cepat dan tepat sasaran,” ungkap prunawirawan polisi yang kini berkarya di PT IJA/JCI, Tbk itu.
Tekait pengawasan para karyawan/ti perusahaan dalam melaksanakan protokol kesehatan, Executive Liasion Officer yang juga menjabat Ketua Satuan Tugas (Satgas) Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu mengungkapkan, oleh user unit masing-masing, mambuat laporan khususnya dan selalu menghimbau dan mensosialisasikan terkait pelaksanaan protokol kesehatan kepada karyawan/ti dan memberikan reward dan funishment kepada karyawan/ti perusahaan.
Pada kesempatan itu, Executive Liasion Officer mengakui beberapa inovasi yang telah dilakukan yang kesemuanya itu diminta untuk ditingkatkan.
Adapun beberapa inovasi yang telah dilakukan dan harus ditingkatkan, Executive Liasion Officer itu menuturkan, berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diketahui, bahwa,
Di Departemen : HR & GA :
1. Memberikan extra food kekaryawan untuk meningkatkan imun tubuh karyawan.
2. Dengan dibukanya klinik dan memberikan penyuluhan preventif supaya karyawan hidup sehat.
3. Memberikan suntikan vaksin flu kepada karyawan yang banyak kontak dengan pihak external.
4. Melakukan rapid test secara random ke semua unit.
5. Memberikan himbauan keseluruh karyawan untuk tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
6. Menyediakan handsanitizer, bilik sanitasi, masker, tempat cuci tangan, dll.
Di Departemen Internal Control :
1. Control dilakukan by data dengan cara masing-masing anggota team IC ikut langsung pada pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data yang dilakukan oleh team operasional pada semua Own Farm (prioritas). Hasilnya kemudian dianalisa melalui kertas kerja khusus yang menampilkan perbandingan antara standard dan aktual yang terjadi dilapangan.
2. Selalu mendiskusikan dengan para manager operasional, PPL, Kepala Kandang untuk menganalisa penyebab terjadinya performance yang kurang baik untuk kemudian dibenahi dan ditindaklanjuti.
3. Untuk divisi breeding farm hanya dilakukan pengumpulan biaya supaya dapat dipelajari dan kedepannya akan dijadikan standard biaya.
Di Departemen Procurement :
1. Keterbatasan tatap muka/pertemuan secara langsung mengakibatkan dan memaksa kita melakukan pertemuan secara online dan kelebihannya hal itu (pertemuan secara online) bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
2. Keterbatasan aktivitas di lapangan memaksa untuk lebih detail dalam pengolahan data dengan tujuan agar lebih akurat dalam proses pengadaan maupun dlm memonitor setiap pergerakan bahan baku.
3. Setiap karyawan procurement yang mau tidak mau melakukan aktivitas lapangan (bertemu dengan orang) wajib melakukan vaksinasi flu sebagai langkah awal pencegahan.
Di Departemen IT :
1. Memaksimalkan meeting teams, menerapkan meskipun jarak jauh tetap dapat dengan menggunakan teams meeting.
2. Bekerja jarak jauh, pada saat WFH, kita tetap dapat bekerja dari rumah mengakses computer kita didalam kantor, seperti halnya kita bekerja di meja kerja dapat mengerjakan SAP dengan meningkatkan security VPN Network.
3. Menggunakan onedrive sebagai disk online dan share point sebagai sharing file dalam mengumpulkan laporan atau mengerjakan tugas bersama.
4. Menerapkan Single Sign On SSO, dengan NIK dan password yang sama sehingga user dapat mengakses komputer, jaringan, aplikasi dengan 1 user login, dimanapun di jaringan JAPFA, tidak ada lagi sharing password.
Di Departement F & A :
1. Program Digitalisasi inventarisasi Fixet assets divisi Poultry (Feed, Breeding, Commerical Farm, HO).
2. Database lengkap untuk semua informasi chick in & out di Own Farm agar setiap selesai panen, sudah otomatis tercatat secara akurat performance perkandang tersebut.
3. Selalu memakai masker dan sering mencuci tangan/ menggunakan hand sanitizer.
4. Mengatur jarak meja kerja antara satu karyawan dengan karyawan yang lain.
5. Menghimbau kepada karyawan agar tidak terpancing isu-isu negatif yang berkembang selama covid-19 sehigga mengakibatkan stres kepada karyawan sehingga menurunkan imun tubuhnya.
Di Departemen QC/Lab :
1. Koordinasi antar unit dengan memanfaatkan tehnologi yang ada, yang semula tidak dipakai yaitu tim, jadi terbiasa.
2. Mempergunakan One Drive untuk penyimpanan file dan bisa di share kepada person yang diinginkan.
3. Mengakitifkan penggunaan CCTV dalam memantau kerja anak buah di lapangan di area yang telah dipasang CCTV nya, bahkan bisa di akses via smartphone.
Di Unit Poultry Breeding (Hatchery) :
1. Menghitung kembali jumlah karyawan sesuai kapasitas produksi yang ada agar lebih efisien.
2. Mengatur ulang jadwal kerja agar efektif dan efisien.
3. Rutin melakukan breefing sebelum bekerja agar terbangun komunikasi serta karyawan lebih semangat dan termotivasi.
4. Mewajibkan semua karyawan melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin.
5. Melakukan edukasi tentang bahaya covid-19 dan mempertahankan produktivitas.
6. Menjalin komunikasi dengan masyarakat di sekitar Hatchery.
7. Melakukan penundaan investasi yang tidak berpengaruh langsung terhadap hasil produksi di tahun 2020 dan memasukkan kembali dalam anggaran 2021.
8. Melakukan pengaturan shift kerja karyawan dalam upaya mengurangi jumlah jam lembur karyawan.
9. Melakukan evaluasi terhadap jadwal armada kendaraan agar efektif dan efisien dengan cara kordinasi dengan unit.
10. Memanfaatkan air hujan untuk mencuci sarana kandang dan Air Shell Desk.
11. Membuat portal otomatis di area disinfektan kendaraan.
Di Unit Farm :
1. Mewajibkan semua karyawan melaksanakan protolok kesehatan dengan disiplin.
2. Mewajibkan kepada karyawan menunjukan hasil rapid tes bila menghadiri hajatan, kunjungan ke rumah sakit dll sebelum masuk ke area perusahaan.
3. Melakukan disinfektan di semua area kantor dan fasum.
4. Mewajibkan semua karyawan melaksanakan protolok kesehatan dengan disiplin.
5. Melakukan meeting secara online (teams).
6. Mengatur jadwal kerja karyawan dalam upaya mengurangi jam lembur.
7. Menunda proyek yang tidak berpengaruh langsung terhadap hasil produksi.
Berdasrkan informasi dan data yang tersebut diatas, Executive Liasion Officer dan Ketua Satgas Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu berharap dan meminta :
1. Seluruh karyawan/ti sudah siap untuk melakukan perubahan mindset.
2. Menciptakan inovasi-inovasi yang terbaru.
3. Merubah pola kerja yang tidak Produktif.
4. Menghilangkan ego sektoral.
5. Banyak link atau conecting sangat membantu perusahaan.
6. Mempergunakan atau memanfaat digitalisasi.
7. Menjauhi paham-paham kuno.
8. Tingkatkan komunikasi di semua lingkungan.
9. Tingkat produksivitas setiap saat.
10. Jangan kalah bersaing.
Terkait hambatan dan kendala yang dihadapi dalam melakukan perubahan mindset untuk hidup lebih baik, Executive Liasion Officer dan Ketua Satgas Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu mengungkapkan,
1. Masih banyak karyawan/karyawati tidak memahami apa itu mindset dan tidak melakakulan perubahan mindset.
2. Masih banyak karyawan/karyawati belum mengetahui cara melakukan inovasi-inovasi baru.
3. Belum adanya kesadaran dari para karyawan/karyawati untuk melaksanakan perubahan mindset.
4. Sebagian besar karyawan/karyawati masih kurang peduli (cuek) terhadap kemajuan perusahaan.
Atas dasar yang tersebut diatas, purnawirawan polisi yang kini menjabat Executive Liasion Officer dan Ketua Satgas Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu berharap dan meyimpulkan :
1. Semua anggota diharapkan sudah dapat memahami apa itu mindset dan apa itu perubahan mindset agar banyak menciptakan inovasi- inovasi baru untuk kemajuan perusahan dan kesejahteraan karyawan/karyawati.
2. Perubahan mindset belum dijalankan secara maksimal oleh para karyawan/ karyawati.
3. Masih adanya sebagian karyawan/karyawati pemikiran bahwa perubahan mindset maupun membuat inovasi-inovasi baru adalah tugas pimpinan.
4. Kesadaran dari para karyawan/karyawati untuk melaksanakan perubahan mindset dan menciptakan inovasi-inovasi baru masih sangat kurang.
Untuk itu, , Executive Liasion Officer dan Ketua Satgas Gugus Covid-19 di PT. IJA/JCI, Tbk itu berharap dan meminta :
1. Segera ada kebijakan/regulasi bagi semua karyawan/karyawati untuk melakukan perubahan mindset.
2. Perlu adanya regulasi untuk menghilangkan pemahamanpemahaman yang tidak produktif (kuno).
3. Perlu adanya pelatihan untuk perubahan mindset.
4. Perlu adanya sosialisasi secara terus menerus untuk meningkatkan semangat untuk melaksanakan perubahan mindset dalam bekerja dan inovasi-inovasi baru. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang