SATYA BHAKTI ONLINE – TAPANULI SELATAN | Sekira 12 orang di diduga hilang akibat tertimbun tanah longsor diareal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru Wilayah Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kamis (29/4/21).
Dari ke-12 otang yang hilang itu, 2 diantaranya adalah karyawan perusahaan PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE).
Terkait itu, dalam keterangan tertulisnya, Communication Dan External Affairs Director PT NSHE, Ir. Firman Taufik menuturkan, kejadian hilangnya ke-12 orang itu berawal saat 3 karyawan K3 PT NSHE yakni Dolan Sitompul yang saat itu menemani 2 karyawan Sinohydro warga Negara Cina bernama Long Quan dan Xie.
Menurut Firman Taufik, saat itu, Kamis (29/4/21) sekira pukul 18.10 WIB, ketiga karyawan itu mengendarai sebuah mobil proyek double cabin untuk mengecek dan mendokumentasikan terjadinya banjir lumpur setinggi 50 sentimeter yang terjadi sekira pukul 16.30 WIB di jalan R17 K4+100 Bridge 6 yang diakibatkan hujan lebat yang mengguyur lokasi sejak siang hari.
Dalam hal ini, tutur Firman Taufik, pihak Sinohydro mencurigai banjir lumpur di lokasi itu akan menyebabkan longsor sehingga pihak mereka perlu mengecek agar dapat menyiapkan alat berat untuk mengatasinya.
“Setelah mengecek dan mengambil dokumentasi, bencana longsor terjadi sekitar pukul 18.20 WIB. Longsor itu langsung menimpa dan menggulung para karyawan Sinohydro hingga dilaporkan hilang,” ungkap Firman Taufik.
Namun, ungkap Firman Taufik lagi, Xie yang sempat melihat adanya longsoran berhasil meloncat keluar dari dalam mobil dan lari menyelamatkan diri.
“Sementara rekannya, Long Quan Dan Dolan Sitompul tergulung tanah longsor, ungkap Firman Taufik.
Selanjutnya, Firman Taufik menuturkan, longsoran tanah itu terus meluncur dan menyapu sebuah warung kopi milik Anius Waruwu yang tepat berada di bawahnya.
Dalam hal ini, Firman Taufik menyebutkan, Tim teknis lapangan sedang menelusuri korban longsor yang berada di dalam kedai milik keluarga Anius.
Hingga saat ini, Firman Taufik mengungkapkan, pihkanya masih menunggu informasi lebih lanjut dari tim teknis lapangan mengenai upaya pencarian maupun situasi di lokasi.
“Adapun upaya pencarian korban oleh tim teknis lapangan saat ini dibantu tim dari TNI Koramil Sipirok dan tim Polri dari Polsek Sipirok, ungkap Firman Taufik.
Atas peristiwa longsor itu, Firman Taufik menuturkan, pihaknya telah melaporkannya ke Pemkab Tapanuli Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan.
Selain itu, Firman Taufik menambahkan, pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi dengan unsur Forkopimcam setempat yang hasilnya, pelaksanaan proses evakuasi digelar sejak Jumat (30/4/21)
Dalam hal ini, Firman Taufik menuturkan, pihaknya menurunkan alat berat dan menyiagakan beberapa mmbulance serta mendirikan posko penyelamatan di Camp R17 dan kendali operasi di bawah BPBD Kabupaten Tapsel.
Untuk itu semuanya, harapan dan doa Firman Taufik agar upaya pencarian korban dapat berjalan dengan lancar.
“Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan,” pungkas Firman Taufik.
Sementara itu, secara terpisah, Camat Marancar, Supri Siregar menjelaskan, peristiwa longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah sekitar lokasi pada Kamis (29/4/21) pagi.
“Informasinya ada sembilan warga dari dua kepala keluarga, serta tiga karyawan Shyno Hydro (dua tenaga kerja lokal dan satu tenaga kerja asing warga negara China) yang menjadi korban,” ujarnya, Jumat (30/4/21).
Selain itu, Sekda Tapsel, Parulian Nasution menambahkan, tim yang bergerak melakukan evakuasi berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, masyarakat, perusahaan dan pihak terkait lainnya.
“Tadi malam seluruh tim sudah mengadakan rapat koordinasi untuk melakukan evakuasi pagi ini. Belum diketahui nasib seluruhnya,” kata Parulian Nasution. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang