-
Deteksi Dini, Kunci Keberhasilan Atasi Kanker Mulut
SATYA BHAKTI ONLINE | MEDAN –
Kanker mulut dapat terjadi pada gusi, bibir, lidah, atap mulut, pipi (lapisan dalam), dan langit-langit mulut.
Sebagaimana dikutip dari intisari.grid.id, kanker mulut awalnya biasa muncul sebagai luka yang tak kunjung sembuh.
Jika tidak dirawat atau didiagnosis lebih awal, kanker mulut dapat mengancam jiwa.
- GejalaKanker Mulut
Beberapa tanda dan gejala kanker mulut yang paling umum adalah:
- Luka mulut atau bibir yang tidak sembuh-sembuh.
- Bercak putih atau kemerahan ditemukan di dalam mulut.
- Gigi lepas.
- Sulit menelan makanan.
- Nyeri mulut atau rahang.
- Nyeri telinga dan leher.
- Pertumbuhan atau benjolan di dalam mulut Anda.
- Penurunan berat badan yang persisten.
- Praktek kebersihan gigi yang buruk
- Virus yang ditularkan secara seksual disebut human papillomavirus (HPV)
- Sistem kekebalan yang melemah
- Nutrisi buruk
- Cacat gen yang diturunkan
- Penyakit graft-versus-host
- Penggunaan tembakau tanpa asap seperti sirih, pinang, dan getah
- Penyebab Kanker Mulut
Menurut American Cancer Society, penyebab utama kanker mulut adalah asupan alkohol yang banyak dan penggunaan tembakau – rokok, pipa, cerutu, tembakau kunyah, dan lain-lain.
- Pengobatan Alami untuk Kanker Mulut
Ada perawatan yang dirancang untuk menghentikan penyebaran kanker mulut. Ini termasuk kemoterapi, operasi, dan radioterapi. Namun, terapi ini merusak atau menghancurkan banyak sel tubuh. Untuk menurunkan risiko kanker mulut, perlu dilakukan diagnosa dini dan pengobatan gangguan yang mungkin ganas. Untuk ini, metode alami dapat menjadi pengganti yang baik.
Berikut adalah beberapa solusi rumah terbaik untuk kanker mulut :
- Makan Sayuran Berdaun
Menurut American Institute of Cancer Research, pasien kanker harus meningkatkan konsumsi sayuran hijau berdaun dan sayuran silangan seperti kol, kangkung, brokoli, kembang kol, dan kubis Brussel. Sayuran ini memiliki sifat antikanker yang kuat yang dapat mengurangi ukuran tumor dan mencegahnya menyebar dan berulang.
- Moringa Oleifera (Malunggay)
Daun tanaman ini secara efektif dapat mengobati kanker mulut. Untuk pengobatan ini, Anda perlu menambahkan satu sendok teh daun kering dan bubuk ke dalam secangkir air mendidih. Minumlah secara teratur selama masa perawatan.
- Kunyit
Untuk pengobatan ini, Anda perlu menambahkan satu sendok teh daun kering dan bubuk ke dalam secangkir air mendidih. Minumlah secara teratur selama masa perawatan.
- Tomat
Tomat kaya akan likopen, fitokimia yang memberi warna merah. Likopen adalah salah satu antioksidan yang paling kuat dan menurut penelitian; itu dapat membantu menghambat proliferasi tumor kanker mulut manusia. Kandungan vitamin C-nya dapat membantu mencegah kerusakan sel kulit yang juga dapat menyebabkan kanker mulut.
- Alpukat
Karena kaya akan vitamin C dan E, alpukat dapat membantu menghilangkan sel pra-kanker di mulut. Sel-sel kanker itu jika dibiarkan tidak diobati, dapat dengan cepat berkembang biak dan menyebar di daerah lain di mulut.
- Teh hijau
Teh hijau kaya akan sifat antioksidan dan anti kanker yang menghilangkan radikal bebas dan organisme berbahaya di dalam tubuh yang berakibat pada pencegahan inisiasi dan promosi tumor, serta induksi apoptosis dan replikasi sel. Dianjurkan untuk minum 2 cangkir teh hijau setiap hari untuk mengurangi gejala kanker mulut dan mencegah kekambuhan.
- Tips Menghindari Kanker Mulut
Ikuti tips sederhana ini untuk melindungi diri Anda dan keluarga Anda dari kanker mulut :
- Batasi asupan alkohol Anda.
- Sebisa mungkin, hindari menggunakan tembakau.
- Makanlah makanan yang sehat.
- Hindari infeksi HIV dengan melakukan hubungan seks yang aman.
- Ikuti kebersihan mulut yang baik.
- Pastikan untuk merawat masalah gigi Anda.
- Temui dokter gigi Anda secara teratur.
- Deteksi Dini, Kunci Keberhasilan Atasi Kanker Mulut
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari sumut.antaranews.com, Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan (Drg Rani Handayani) mengungkapkan, deteksi dini menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi kanker mulut.
“Kita dapat berperan dalam menurunkan angka kanker mulut dengan melakukan deteksi dini kelainan di dalam mulut yang dapat dilakukan oleh perorangan di rumah yang dikenal dengan Samuri yakni periksa mulut sendiri,” kata Drg Rani Handayani di Tangerang, Banten, Selasa lalu.
Bila terdapat perubahan di dalam mulut, Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan itu menyarankan agar melakukan pemeriksaan rongga mulut ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis penyakit mulut
“Ketika kanker mulut terdeteksi lebih awal, terapi yang diterima tidak akan kompleks dan risiko perburukan dapat dihindari,” ungkap Drg Rani Handayani.
Dalam hal ini, Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan itu kembali mengungkapkan, kanker mulut salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi.
Adapun penyebab kanker rongga mulut itu, tutur Drg Rani Handayani, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti karena terjadinya multi faktorial dan kompleks.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan itu, berdasarkan data pada 2017, Indonesia memiliki insidensi kanker mulut sebesar 5.329 dari total 18.071 kasus. Jumlah kasus tersebut menyebabkan kanker mulut di Indonesia menempati urutan ke-6 di Asia Tenggara.
“Angka tersebut seharusnya dapat diturunkan karena kanker mulut merupakan salah satu keganasan di dalam mulut yang dapat dicegah dengan melihat tanda klinis yang disebut prekanker atau lesi yang berpotensi menjadi kanker,” katanya.
Dalam hal ini, Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan itu menambahkan, terdapat berbagai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker di rongga mulut.
“Risiko terjadinya kanker ini akan lebih meningkat apabila digabung antara berbagai faktor, seperti faktor epigenetik yakni konsumsi tembakau, mengunyah siri, konsumsi alkohol, pola makan dan gizi serta obat kumur yang mengandung alcohol,” tutur Dokter Spesialis Penyakit Mulut RS Sari Asih Ciputat Kota Tangerang Selatan itu.
Selain itu, tutur Drg Rani Handayani lagi, infeksi virus, jamur dan bakteri, pasien imunokompromis paparan radiasi yang kontinu dan jangka panjang, pekerjaan yang berpeluang terpapar terus-menerus sinar UV dan zat kimia lainnya, faktor dalam mulut, genetik, umur, dan jenis kelamin. (red)
Editor/Publish : Antonius Sitanggang